Wilayah Kabupaten Indramayu merupakan daerah yang dilalui jalur Nasional Pantura sepanjang ± 80 Km, dekat dengan Bandara Internasional Kerja sekitar 40 menit dari Kota Indramayu, dekat dengan Rencana Pelabuhan Pamban dengan waktu tempuh ± 45 menit dari kota Indramayu dan Kabupaten Indramayu juga memiliki sarana Stasiun Kereta Api Jabarang yang dapat ditempuh dengan waktu ±20 menit. Jalur Nasional Pantura Indramayu merupakan jalur utama sebagai urat nadi perekonomian pulau Jawa. Jalur Nasional Pantura yang melintasi Kabupaten Indramayu dimulai dari ruas Sukra – Patrol – Lohbener – Jabarang – Kertasemaya. Sedangkan jalur alternaf dapat melalui jalur Lohbener, lalu ke kota Indramayu kemudian ke Karangampel diteruskan ke arah Cirebon.
Kabupaten Indramayu saat ini sedang melaksanakan revisi RTRW yang semula di alokasikan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) sebesar 2.000 Ha menjadi 20.000 Ha, berdasarkan revisi tersebut akan dikembangkan beberapa Kawasan Peruntukan Industri diantaranya adalah KPI Kecamatan Balongan 1438 Ha, Krangkeng 3507 Ha, Losarang 4523 Ha, Kandanghaur 2025 Ha, Patrol 1385 Ha, Sukra 2814 Ha, Juntinyuat 643,1 Ha, Tukdana 664,7 Ha, Terisi 1379 Ha dan Gantar 1574 Ha, dalam rangka mengembangkan industri hilir migas dan manufaktur. Dengan dikembangkan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) tersebut diharapkan akan dapat memberikan multiplayer effect terhadap perkembangan industri, perdagangan dan jasa. Disamping itu juga Kabupaten Indramayu memiliki sentra-sentra industri kerajinan dan makanan olahan seperti kerajinan batik tulis, kerajinan topeng, kerajinan miniature gitar, kerajinan bordir, emping melinjo, kerupuk udang dan Ikan, olahan mangga, ikan asin, olahan mangrove, keripik tike, kerupuk kulit ikan, dan lain-lain.
Wilayah Selatan Kabupaten Indramayu yakni di Kecamatan Terisi, Cikedung dan Gantar, yang merupakan lokasi tempat pintu keluar Tol Cipali di Indramayu, saat ini banyak dimina oleh para investor untuk menanamkan modalnnya. Saat ini Kabupaten Indramayu sedang mengembangkan kawasan industri terbatas yaitu Balongan dan Indramayu, serta zona industri di wilayah Losarang, Kandanghaur dan Sukra, Cikedung, Terisi, Gantar dan Bangodua dalam rangka mengembangkan industri hilir migas dan manufaktur. Dengan dikembangkan zona industri dan kawasan terbatas ini diharapkan akan dapat memberikan multiplayer effect terhadap perkembangan kegiatan lainnya seper perdagangan dan jasa.
Di samping itu juga Kabupaten Indramayu memiliki sentra-sentra industri kerajinan dan makanan olahan seperti kerajinan batik tulis, kerajinan topeng, kerajinan bordir, emping melinjo, kerupuk udang, kerupuk ikan, olahan mangga (dodol mangga, keripik mangga, sirup mangga, manisan mangga), keripik ke dan lain-lain.
Melimpahnya potensi sumber daya alam perikanan dan kemudahan dalam proses berinvestasi di wilayah Kabupaten Indramayu nampaknya menjadi daya tarik bagi sejumlah investor untuk mengembangkan usaha di Indramayu. Salah satunya PT. Java Seafood, pabrik pengolahan dan pengawetan ikan ini siap mengolah hasil perikanan dari Indramayu untuk dikirim ke berbagai negara dalam bentuk berbagai olahan makanan yang bersumber dari ikan.
LETAK GEOGRAFIS, BATAS DAN LUAS WILAYAH
Kabupaten Indramayu terletak pada 1070 52’ – 1080 36’ Bujur Timur dan 60 15’ – 60 40’ Lintang Selatan. Sebagian besar merupakan dataran dengan kemiringan rata–rata 0–2 %. Luas wilayah Kabupaten Indramayu kurang lebih 209,94Ha, terdiri dari 115.897 Km2 tanah sawah dan 94.045 Km2 tanah kering/darat. Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pulau Jawa dengan panjang garis pantai 147 Km. Jarak terpanjang Kabupaten Indramayu menurut garis lurus adalah Barat Timur 70 Km dan Utara – Selatan 40 Km. Sedangkan jarak Kabupaten Indramayu ke Ibu Kota Jakarta 207 Km, Bandung 180 Km dan Cirebon 56 Km.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu pada akhir tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.709.994 jiwa. Sedangkan pada akhir Tahun 2018 angka tersebut telah berubah menjadi 1.719.187 jiwa, keadaan ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 9.193 jiwa, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk Kabupaten indramayu Tahun 2017 – 2018 sebesar 0,54 %. Kabupaten Indramayu telah dikenal tidak hanya sebagai lumbung padi Jawa Barat tetapi dikenal juga sebagai Kota Mangga. Dengan adanya kilang minyak Balongan yang beroperasi sejak Tahun 1997 Kegiatan ekonomi yang terkait dengan unsur minyak dan gas bumi telah memainkan peranan penting dalam struktur perekonomian Kabupaten Indramayu. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Indramayu Tahun 2018 atas dasar harga berlaku mencapai 74.588,71 juta rupiah. Sedangkan di sisi konstan yang tidak dipengaruhi oleh faktor inflasi mencapai 58.238,9 juta rupiah.
Kabupaten Indramayu beribukota di Indramayu yang merupakan Pusat Pemerintahan, Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kabupaten Cirebon di Tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang di Selatan, serta Kabupaten Subang di sebelah Barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 309 desa dan 8 kelurahan. Kecamatan tersebut adalah: 1) Anjatan, 2) Arahan, 3) Balongan, 4) Bangodua, 5) Bongas, 6) Cangi, 7) Cikedung, 8) Gabuswetan, 9) Gantar, 10) Haurgeulis, 11) Indramayu, 12) Jabarang, 13) Junnyuat, 14) Kandanghaur, 15) Karangampel, 16) Kedokanbunder, 17) Kertasemaya, 18) Krangkeng, 19) Kroya, 20) Lelea, 21) Lohbener, 22) Losarang, 23)Pasekan, 24) Patrol, 25) Sindang, 26) Sliyeg, 27) Sukagumiwang, 28) Sukra, 29) Terisi, 30) Tukdana dan 31) Widasari. Sedangkan 8 Kelurahan adalah: 1) Bojongsari; 2) Karanganyar: 3) Karangmalang: 4) Kepandean; 5) Lemahabang; 6) Lemahmekar; 7) Margadadi; dan 8) Paoman. Hari jadi Kabupaten Indramayu ditetapkan pada tanggal 7 Oktober 1527
Berdasarkan topografinya ketiggian wilayah pada umumnya berkisar antara 0-18 m di atas permukaan laut dan wilayah dataran rendahnya berkisar antara 0-6 m di atas permukaan laut berupa rawa, tambak, sawah, pekarangan. Kabupaten Indramayu sebagian besar permukaan tanahnya berupa dataran dengan kemiringan antara 0%-2% seluas 201.285 ha (96,03%) dari total wilayah.
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang posisi Pantai Utara Pulau Jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu cukup nggi berkisar antara 22.9° – 30° C. Tipe iklim di Indramayu termasuk iklim tropis, menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk iklim pe D (iklim sedang) dengan karakterisk iklim antara lain: Suhu udara harian berkisar antara 22,9°-30° dengan suhu udara ternggi 32°C dan terendah 22°C; Kelembaban udara antara 70-80%; Curah hujan sepanjang tahun adalah sebesar 1.287 mm dengan hari hujan 80 hari; dan Angin Barat dan angin Timur terup secara berganan seap 5-6 bulan sekali
Indramayu tidak hanya dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat, tetapi juga sebagai Kota Mangga, dengan adanya kilang minyak Balongan yang beroperasi sejak Tahun 1997 kegiatan ekonomi yang terkait dengan unsur minyak dan gas bumi telah memainkan peranan penting dalam struktur perekonomian Indramayu. Nilai Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Indramayu Tahun 2018 adalah sebesar Rp. 399.793.938.000,- yang didukung oleh penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah. Nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Indramayu Tahun 2018 adalah sebesar Rp. 3.173.800.595.000,-
Secara hidrologi sumber air yang terdapat di Kabupaten Indramayu melipu air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air genangan yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) sedangkan air tanah tertekan yang dieksploitasi melalui sumur-sumur pompa. Kabupaten Indramayu merupakan daerah hilir dari aliran sungai yang sangat potensial sebagai sumber air bagi kebutuhan masyarakat baik untuk pertanian, industri maupun bahan baku air bersih. Daerah Aliran Sungai tersebut yaitu Cipunegara, Cipancuh, Sewo, Mang Setan, Bugel, Legok, Eretan, Cilet, Tuan, Cilalanang, Cipanas, Cipondoh, Cibelerang, Pangkalan, Semak, Maja, Rambatan, Cimanuk, Kelolo, Prawiro, Darung, Gebang, Sawit, Glayem, Kamal, Sigedang, Bobos, Oyoran, Pamengkang, Cimanis, dan Kumpulkuista.
Belum ada komentar